Pendidikan Abad 21

Pendidikan Abad 21

Pendidikan zaman sekarang ini disepakati oleh UNESCO sebagai Pendidikan Abad 21. Berdasarkan kesepakatan tersebut, Pendidikan Abad 21 tidak hanya mengajarkan materi biologi, tetapi juga berbagai mata pelajatran kunci dan keterampilan (skills) yang disebut dengan Kecakapan hidup Abad 21 (skills toward 21 century). Kecakapan hidup Abad 21 dapat divisualisasikan pada gambar berikut.

Bagan di atas menjelaskan bahwa warna hijau adalah mata pelajaran kunci (key subjects) dan keterampilan dasar yang dikenal dengan 3R (Reading, writing, and arithmetics). Pendidikan tidak cukup mengajarkan materi, membaca, menulis, dan berhitung, tetapi perlu membekali siswa dengan apa yang ada di dalam warna merah, kuning, dan biru yaitu life and crreer skills, learning and innovation skills dan 4C (critical thinking, communication, collaboration, and creativity), serta information, media, and technology skills.

Pembelajaran Abad 21 mengembangkan 16 literasi yang dibangun secara multi- dan inter-disiplin berbagai mata pelajaran yang dirangkum dalam berbagai tema berikut.

a. Kesabaran Global (Global Awareness)

Siswa dilatih sedemikian rupa agar memiliki wawasan dan kesadaran global. Siswa berlatih mengenal isu-isu global, seperti pemanasan global, perusakan lingkungan, pemusnahan spesies, kemiskinan, dan kebodohan. Siswa juga dilatih bekerja secara kolaboratif dengan orang dari berbagai kultur, agama, ras, bahasa,  dan budaya agar tumbuh rasa saling menghormati dan berpikiran terbuka. Siswa juga berlatih menggunakan internet dalam berbagai hal dan piranti teknologi untuk mencari, mengolah, dan menyampaikan informasi. Beberapa program telah didisain untuk meningkatkan global awareness, seperti berikut ini.

1) TeachUNICEF

TeachUNICEF (teachunicef.org) bertujuan untuk mendukung dan menciptakan penduduk dunia (global citizens) yang memahami saling terkoneksi, keberagaman tata nilai, dan mampu berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.  TeachUNICEF mencakup penyediaan pendidik dan para professional untuk melayani remaja dengan sumber belajar global dari TK sampai dengan kelas 12.  Kegiatannya meliputi: workshop, program sekolah, rencana pembelajaran gratis berbasis web, video, multi-media dan lain sebagainya. Menggunakan framework program dan material terpercaya, TeachUNICEF mengajak siswa melakukan eksplorasi yang bermakna pada aspek sosial, politik, dan economi yang menjadi usu global. Pelajaran yang dikembangkan TeachUNICEF bersifat interdisiplin dan selaras dengan standar pendidikan nasional, menyangkut topik-topik umum, seperti tenaga kerja anak, kemiskinan, dan isu tentang gender.

2) Participate

Participate (www.participate.com) merupakan organisasi sekolah dan dinas pendidikan sedunia. Tujuannya adalah menciptakan guru dan siswa yang siap hidup mendunia. Participate telah membangun Global Gateway, suatu platform online terpadu meliputi pengembangan guru professional, rencana pembelajaran dan sumber belajar di kelas, identitas digital untuk hasil dan kolaborasi komunitas guru sedunia. Melalui Global Gateway pengembangan professional guru yang bermakna, guru, dimanapun ia berada, dapat belajar secara efektif mengintegrasikan materi pelajaran global ke dalam kegiatan pembelajarannya. Sekolah dan daerah dapat mendunia menggunakan Gateway’s Global Leader Roadmap untuk mengimplementasikan pembelajaran global untuk seluruh guru dan dinas pendidikan dan siswa sedunia. Siapa saja yang berusia di atas 18 tahun ke atas dapat bergabung dengan komunitas ini secara gratis selama 30 hari percobaan untuk pengembangan professional dan sumber belajar.

3) Go Global North Carolina

Di era globalisasi, interkoneksi, dan interdependensi , penting bagi remaja untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk hidup dan bekerja dalam masyarakat global. Untuk itu, guru harus memahami berbagai mekanisme urusan global dan memiliki perspektif global dan membawanya di kelas. Sejak tahun 1995, Go Global NC (sebelumnya bernama the Center for International Understanding) telah menyediakan program belajar keluar negeri bagi guru North Carolina untuk dapat membawa dunia ke dalam kelasnya.

4) Center for Global Education

The Center for Global Education at Asia Society menyatukan para pemimpin dan lembaga dari seluruh dunia untuk memilikirkan cara bagaimana mendidik generasi muda sekarang dengan kemampuan bekerja dan berbangsa sedunia.

5) Global Wisconsin

Global Wisconsin Inc. ada organisasi nir-laba yang mengembangkan pendidikan internasional, kesadaran global, dan hubungan antarbudaya di Wisconsin.

6) Primary Source

Primary Source mengembangkan pendidikan sejarah dan kemanusiaan dengan mendidik dengan penduduk dan kultur sdunia. Bekerjasama dengan guru, para ahli, dan komunitas yang luas Primary Source memberi kesempatan belajar dan bahan kurikulum untuk TK-kelas 12 dengan menyediakan global konten.

b. Literasi keuangan, ekonomi, bisnis, dan enterprener

Generasi milenial harus memiliki wawasan yang luas mengenai keuangan, ekonomi, bisnis, dan wirausaha. Literasi ini meliputi pengetahuan tentang cara memilih sumber ekonomi, pemahaman tentang fungsi ekonomi bagi masyarakat, dan kecakapan enterprener untuk meningkatkan produktifitas dan karir. Berbagai sumber terkait pendidikan literasi finansial adalah sebagai berikut.

1) Consortium for Entrepreneurship Education

Konsorsium tersebut didedikasikan untuk memberikan pelatihan enterprener kepada siapa saja. Situs webnya berisi informasi yang bermanfaat sebagai sumber belajar dan peluang kerjasama kepada organisasi yang mengembangkan pendidikan enterprener.

2) Mymoney.gov

MyMoney.gov adalah situs web pemerintah Amarika Serikat yang ditujukan untuk mendidik semua orang Amarika mengenai pendidikan keuangan dasar.

3) Resources for Teaching Financial Literacy

Merupakan situs web yang menyediakan suplemen bagi kurikulum untuk mengajarkan keterampilan finansial.

c. Civic Literacy

Literasi kewarganegaraan memiliki tujuan agar siswa mampu menjadi warga negara yang baik, dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, baik masyarakat lokal, nasional, maupun internasional. Memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara. Memahami proses-proses kenegaraan, seperti pemilihan umum, presiden, DPR, dan MPR. Memahami dampak lokal, regional, dan global dari suatu keputusan kenegaraan. Berbagai situs web untuk pengembangan literasi kewarganegaraan antara lain sebagai berikut.

  1. The Maryland Center for Civic Education (http://marylandciviced.org)
  2. CIRCLE (https://circle.tufts.edu)
  3. U.S. Government Info – Resources (https://www.thoughtco.com/us-government-4133021)
  4. Lessons in American Civics: The Legislative Branch (http://www.rapidimmigration.com/usa/1_eng_civics_less1.html)
  5. Campaign for the Civic Mission of Schools (https://www.carnegie.org/publications/guardian-of-democracy-the-civic-mission-of-schools/)
  6. Center for Civic Education (https://www.civiced.org)
  7. We the People (https://www.civiced.org/we-the-people)

d. Literasi Kesehatan (Health Literacy)

Melek kesehatan (Health Literacy) memiliki arti bahwa manusia sekarang harus memahami informasi dasar kesehatan dan layanan kesehatan, serta memahami berbagai penyakit menular yang menjadi isu dunia. Kita harus memahami cara hidup sehat dan makanan yang sehat. Kita perlu memahami cara menjaga kesehatan fisik dan mental seperti melalui diet, nutrisi, olah raga, dan mampu mencegah resiko dan mengurangi stres. Di samping itu, kita juga harus mampu menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan tentang masalah kesehatan. Mampu memonitor kesehatan dirinya dan memahami layanan kesehatan yang ada. Berbagai informasi terkait Health Literacy dapat dibaca pada sumber-sumber berikut.

  1. HEAP Health Literacy (Health Education Assessment Project) (https://metacatstudio.com/products_cd_2.html)
  2. American School Health Association (https://www.ashaweb.org/resources/)
  3. Kids Health in the Classroom (https://classroom.kidshealth.org/classroom/)
  4. Alliance for a Healthier Generation (https://www.healthiergeneration.org)
  5. Healthy Schools (https://www.cdc.gov/healthyschools/)

e. Literasi Sains (Scientific Literacy)

Literasi sains menggambarkan orang yang memiliki pengetahuan, proses, maupun sikap ilmiah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. OECD PISA Framework (2015) mendefinisikan literasi sain sebagai “the ability to engage with science-related issues, and with the ideas of science, as a reflective citizen.” Orang yang memiliki literasi sains memiliki empat ciri berikut.

  • Menjelaskan fenomena alam secara ilmiah,
  • Mengevaluasi dan mendisain penyelidikan ilmiah,
  • Memaknakan data dan kejadian secara ilmiah,
  • Menerapkan perilaku hidup yang ilmiah.
Ada banyak cabang dari literasi sains seperti Literasi Bumi, Literasi Antariksa, Literasi Fisika, dan Literasi Biologi. Literasi biologi memiliki enam aspek (dimensi) yang meliputi:
  1. dimensi kognitif, yaitu kemampuan berpikir ilmiah,
  2. pemahaman konsep-konsep, dan penyelidikan ilmiah,
    dimensi sikap ilmiah, seperti skeptis, obyektif, ingin tahu, pantang menyerah, dan saying kepada makhluk hidup,
  3. dimensi keberlanjutan alam dan makhluk hidup, yaitu memiliki kepedulian akan keberlanjutan alam dan makhluk hidup,
  4. dimensi lintas disiplin, yaitu menggunakan berbagai perspektif keilmuan untuk membahas masalah biologi,
  5. dimensi karir, yaitu memiliki kemampuan bekerja pada bidang-bidang terkait ilmu biologi,
  6. dimensi nature of biology (NOB), yang meliputi obyek biologi, persoalan biologi, dan tingkat organisasi kehidupan makhluk hidup.

Menurut the United States National Center for Education Statistics (USNES, 2017), “scientific literacy is the knowledge and understanding of scientific concepts and processes required for personal decision making, participation in civic and cultural affairs, and economic productivity”. Orang yang memiliki literasi sains, memiliki kapasitas untuk:

  • memahami, mencoba, dan menalar dan menginterpretasikan fakta ilmiah dan maknanya,
  • bertanya, menemukan, dan menentukan jawaban terhadap pertanyaan yang bersumber dari rasa ingin tahu dan dari pengalaman hidup sehari-hari,
  • mendeskripsikan, menjelaskan, dan meramalkan fenomena alam,
  • membaca dan memahami artikel ilmiah dalam jurnal popular,
  • mengetahui isu-isu nasional dan global.

f. Literasi Lingkungan (Environmental Literacy)

Melek Lingkungan (Environmental Literacy) adalah pengetahuan, pemahaman, dan sikap terhadap lingkungan. Kita harus memahami isu-isu lingkungan global, faktor-faktor penyebab kerusakan lingan, dan cara mengatasinya. Banyak pencemaran terkait dengan kualitas udara, air, tanah, makanan, energy, iklim, dan ekosistem.  Selain itu,  kita harus memahami pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan, seperti meningkatnya jumlah populasi manusia, pertambahan konsumsi, pertambahan area untuk tempat tinggal dan usaha yang pada akhirnya mempengaruhi lingkungan. Pembukaan hutan untuk hunian, konversi hutan menjadi lahan perkebunan dan pertanian, dan eksploitasi SDA untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dapat menyebabkan Ikut terlibat dalterjadinya kerusakan lingkungan. Kita juga perlu memahami penanganan isu-isu global terkait lingkungan, seperti pengurangan emisi karbon, penghijauan, dan hemat air. Kita juga perlu memahami energi yang ramah lingkungan dan terbarukan, seperti solar cell, pembangkit listrik tenaga bayu, dan fuel cell. Semua itu termasuk di dalam literasi Kesehatan. Situs web yang menyediakan informasi mengenal literasi lingkungan antara lain sebagai berikut.

  1. The Environmental Literacy Council Framework (https://epn.org)
  2. Hands on the Land Educator Toolkit 2017 (https://www.neefusa.org/education/greening-stem)
  3. Environmental Science.org (https://www.environmentalscience.org)
  4. Environmental Education Resources for Students and Teachers (https://www.battelleforkids.org/networks/p21)
  5. Environmental Education Activities and Resources (https://www.nea.org)

g. Life and Career Skills

Llife and Career skills adalah kecakapan untuk hidup dan bekerja dimulai di lingkungan terdekat, kemudian di lingkungan nasional dan global. Sebagai contoh daerah Turi di Kabupaten Sleman adalah daerah yang terkenal karena Salak Pondoh. Anak-anak di situ harus dapat hidup dengan membudidayakan salak pondoh. Demikian pula, anak Papua harus dapat berbudidaya Sagu. Kecakapn hidup berguna agar siswa dapat hidup sehari-hari di lingkungannya. Setelah itu, mereka perlu dibekali dengan bekerja di negaranya dan bahkan di berbagai negara. Anak Indonesia harus siap untuk bekerja dan hidup di Qatar, Jepang, Amerika, atau di Belanda. Agar dapat hidup dan bekerja seperti  itu, maka meraka membutuhkan kecakapan berikut.

  1. Flexibility and Adaptability (fleksibilitas dan adaptabilitas)
  2. Initiative and Self-Direction (inisiatif dan pengarahan diri)
  3. Social and Cross-Cultural Skills (kecakapan social dan lintas kultur)
  4. Productivity and Accountability (produktivitas dan dapat diandalkan)
  5. Leadership and Responsibility (kepemimpinan dan tanggungjawab).

h. Learning and Innovation Skills

Keterampilan belajar dan berinovasi adalah kemampuan untuk belajar secara mandiri (self-regulated learning) dan belajar sepanjang hayat (life-long learning) serta mampu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Kehidupan zaman sekarang memerlukan keterampilan yang dikenal dengan 4C, yaitu:

  1. Creativity and Innovation (kreativitas dan pembaruan)
  2. Critical Thinking and Problem Solving (Berpikir kritis dan pemecahan masalah)
  3. Communication (Komunikasi)
  4. Collaboration (Kerjasama)

i. Information, Media, dan ICT Literacy

Generasi sekarang yang dikenal dengan generasi Millenial, hidup dengan ICT, media, dan teknologi informasi. Teknologi berubah sangat cepat dan semakin canggih. Demikian pula teknologi infomasi dan komunikasi. Generasi jaman sekarang harus mampu mengikuti perubahan teknologi dan mengetahui informasi terkini.

a) Information Literacy

Mampu mencari, menggunakan, dan mengevaluasi secara efektif, efisien, dan bijaksana.  Berikut adalah sumber-sumber belajar mengenai melek informasi.

  1. ALA atau Information Literacy (https://standards.aasl.org)
  2. 21st Century Literacies Curriculum (https://ncte.org/positions/statements/21stcentframework)
  3. O.S. for Information Literacy (http://www.informationliteracy.org)
  4. Handouts, Worksheets, and Activities for Information Literacy Teaching Information Literacy Now (https://libraries.indiana.edu/handouts-worksheets-activities)
  5. The Best Tools and Resources for Teaching Information Literacy (https://larryferlazzo.edublogs.org/2015/07/28/the-best-tools-lessons-for-teaching-information-literacy-help-me-find-more/)

b) Media Literacy

Melek media adalah kecakapan untuk memilih, memahami, dan menggunakan berbagai media dan informasi yang terkandung di dalamnya secara bijaksana. Media memiliki sisi positif dan negatif yang harus disikapi dengan bijak, khususnya pada masalah legalitas dan etika.  Berbagai sumber belajar yang dapat digunakan adalah:

  1. Media and Information Literacy for Educators (https://web.archive.org/web/20181019000905/http://www.literacy.uconn.edu/)
  2. What is Media Literacy and Why is it Important? (https://libraries.indiana.edu/handouts-worksheets-activities)
  3. Digital and Media Literacy Lessons and Resources (https://libraries.indiana.edu/handouts-worksheets-activities)
  4. Media Literacy – Edutopia (https://www.battelleforkids.org/networks/p21)
  5. Life and Career skills (kecakapan hidup dan kecakapan berkerja)
  6. Learning and innovation skills (4C’s) (kecakapan belajar dan berinovasi)
  7. Information, media, and Technology skills (kecakapan terkait informasi, media, dan teknologi)